Gender Equality

SDG adalah suatu tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencangkup berbagai isu pembangunan sosial dan ekonomi, terdapat 17 isu yang terdeteksi disekitar salah satunya Gender Equality.

Gender Equality atau dapat dikenal dengan kesetaraan gender, yang dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki.

Permasalahan Gender Equality di Kehidupan

Terdapat ketidakadilan gender perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang perbedaan tersebut tidakmengakibatkan diskriminasi atau ketidak adilan. Patokan atau ukuran sederhana yang dapat digunakan untukmengukur apakah perbedaan gender itu menimbulkan ketidakadilan atau tidak.

Terjadinya kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin lainnya. Peran gender telah membedakan karakter perempuan dan laki-laki. Perempuan dianggap feminism dan laki-laki maskulin. Karakter ini kemudian mewujud dalam ciri-ciri psikologis, seperti laki-laki dianggap gagah, kuat, berani dan sebagainya. Sebaliknya perempuan dianggap lembut, lemah, penurut dan sebagainya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembedaan itu. Namun ternyata pembedaan karakter tersebut melahirkan tindakan kekerasan. Dengan anggapan bahwa perempuan itu lemah, itu diartikan sebagai alasan untuk diperlakukan semena-mena, berupa tindakan kekerasan. sumber : https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/view/23

FACTS

1. Secara global, 26 persen wanita yang pernah berpasangan berusia 15 tahun ke atas (641 juta) telah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh suami atau pasangan intim setidaknya sekali seumur hidup mereka.

2. Dalam survei tahun 2021 di 13 negara, 45 persen wanita melaporkan bahwa mereka atau wanita yang mereka kenal telah mengalami beberapa bentuk kekerasan sejak COVID-19.

3. Pada tahun 2021, hampir satu dari lima wanita muda menikah sebelum usia 18 tahun. 35 persen dan 28 persen wanita muda menikah di masa kanak-kanak, masing-masing di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan, Prevalensi global perkawinan anak telah menurun sekitar 10 persen dalam lima tahun terakhir.

sumber: https://www.un.org/sustainabledevelopment/gender-equality/